DERITA NESTAPA



Kini,
Rembulan berkawan denganku
Semua air yang turun dari mataku
Hanya ia dan semesta yang tahu
Dan kini mengurai kenangan sendu

Kenyataan dengan angkuh menertawakanku
Mengusik segala kenangan dalam lamunan
Mimpi yang kita rancang hancur tanpa ampun
Sendu ini selalu datang dan tak kunjung reda

Bila mengakhiri itu selalu menjadi derita
Setidaknya jangan memaksa untuk memulai
Bodohnya diri ini tak mampu untuk mengelak
Lalu bodohnya aku percaya dengan omongan busukmu

Kau yang mengajarkanku arti kehidupan
Tapi kau lupa
Kau lupa mengajarkanku cara merelakan
Hingga waktunya kau pergi tanpa alasan
Aku tersesat diantara permainanmu
Bagai seseorang berteriak didalam labirin
Tak seorang pun membantu
Lalu kau pergi bersama orang baru
Aku pahami bahwa kekuranganku adalah menjagamu

Tolong,
Jangan buatku rindu
Aku tak mampu
Selalu tak mampu
Untuk menjadikanmu masa lalu

Tapi,
Jika merelakan adalah jawaban
Dan memaafkan adalah tuntutan
Biarlah rintihku menjadi saksi
Biarlah jiwa ini menerima sepi

Nelangsa,
Pahamilah kita sedang berkawan
Hingga bahagia berpihak dengan kenangan
Dan jiwa ini mengikhlaskan
Seberapa hebat pun aku memperbaiki
Langkahmu akan tetap pergi, kan?

Dari Aku,
Yang tidak tahu bagaimana berdamai dengan harapan.

— y

Komentar