tidak semua manusia datang dengan tujuan benar-benar mengobati. namun, bukan tanggungjawab mereka untuk membuatmu mampu berdamai dengan patahmu sendiri.
tidak peduli seberapa lama kau coba tuk membuka diri, menunjukkan kesengsaraan yang terpatri. namun, bukan tugas mereka untuk mampu membuat sakitmu berhenti.
memang hakmu untuk dapat mengira dan membiarkan seseorang agar berada didekatmu kembali. meskipun tidak mudah menceritakan hal-hal yang kau kubur karena ketakutan pribadi. butuh kedamaian untuk akhirnya mengungkapkan air mata yang mati-matian kau tahan sendiri.
yang harus diingat adalah giliranmu untuk mengerti bahwa semua pribadi memiliki porsi, punya waktu dan masanya sendiri, hingga akhirnya beranjak pergi.
hingga egomu yang terlihat kokoh ternyata mampu runtuh dengan sendirinya. terkemas seaman apapun, kau harus yakin bahwa lara bercampur derita selalu bertamu tak kenal waktu.
pada suatu ketika tanpa kau sadari, kau sudah menjelma menjadi asing dan jauh tanpa ada tujuan untuk menepi. jangan salahkan takdir-Nya, nyatanya senyap yang kita ciptakan tak mampu membakar suasana, justru hanya terkapar lalu lenyap.
perihal gerakmu yang dibatasi oleh prasangka sendiri, serta sudut pandangku yang kau nilai dengan pikiran yang menyiksa setiap hari. seluruh perasaan bahkan punya penjaranya masing-masing, dan kau terbebani seraya tak peduli.
pintamu, jarak diciptakan.
perihal aku, kau tak merasa kehilangan.
aku akan menuliskan nama kita bersebelahan tanpa tanda hati, sebab kita tak cukup mampu menjadi satu kesatuan yang suci.
"kasih yang sesuai porsi, tidak selalu kasih yang aku ingini," tegurmu.
kepada siapapun yang rela membaca pesan ini, beritahu aku perihal kepulangannya dan pastikan ia sedang baik-baik saja.
semoga aku & kamu —juga kita— saling mengampuni.
tidak peduli seberapa lama kau coba tuk membuka diri, menunjukkan kesengsaraan yang terpatri. namun, bukan tugas mereka untuk mampu membuat sakitmu berhenti.
memang hakmu untuk dapat mengira dan membiarkan seseorang agar berada didekatmu kembali. meskipun tidak mudah menceritakan hal-hal yang kau kubur karena ketakutan pribadi. butuh kedamaian untuk akhirnya mengungkapkan air mata yang mati-matian kau tahan sendiri.
yang harus diingat adalah giliranmu untuk mengerti bahwa semua pribadi memiliki porsi, punya waktu dan masanya sendiri, hingga akhirnya beranjak pergi.
hingga egomu yang terlihat kokoh ternyata mampu runtuh dengan sendirinya. terkemas seaman apapun, kau harus yakin bahwa lara bercampur derita selalu bertamu tak kenal waktu.
pada suatu ketika tanpa kau sadari, kau sudah menjelma menjadi asing dan jauh tanpa ada tujuan untuk menepi. jangan salahkan takdir-Nya, nyatanya senyap yang kita ciptakan tak mampu membakar suasana, justru hanya terkapar lalu lenyap.
perihal gerakmu yang dibatasi oleh prasangka sendiri, serta sudut pandangku yang kau nilai dengan pikiran yang menyiksa setiap hari. seluruh perasaan bahkan punya penjaranya masing-masing, dan kau terbebani seraya tak peduli.
pintamu, jarak diciptakan.
perihal aku, kau tak merasa kehilangan.
aku akan menuliskan nama kita bersebelahan tanpa tanda hati, sebab kita tak cukup mampu menjadi satu kesatuan yang suci.
"kasih yang sesuai porsi, tidak selalu kasih yang aku ingini," tegurmu.
kepada siapapun yang rela membaca pesan ini, beritahu aku perihal kepulangannya dan pastikan ia sedang baik-baik saja.
semoga aku & kamu —juga kita— saling mengampuni.
💛💛💛💛💛
BalasHapus